Skip to main content

Rencana Temu Kangen Pertama Alumni SMAN 6 Denpasar

Rupanya memerlukan waktu Empat Belas Tahun bagi kami alumni SMAN 6 Denpasar Angkatan 1992 untuk berkumpul kembali dalam skala kecil mengingat keberadaan masing-masing yang ternyata sudah menyebar diseantero Indonesia.

Lagi-lagi Terima Kasih saya ucapkan untuk FaceBook, satu jejaring sosial yang pada akhirnya mampu mempertemukan kami kembali satu demi satu. Bahagia rasanya begitu mengetahui bahwa ada satu dua teman yang sehobi dan terkoneksi melalui jalur yang saya tekuni. Adanya merekalah membuat saya makin betah untuk terus memantau perkembangan status yang saya tuliskan hampir setiap harinya.

Semua ini sesungguhnya berawal dari sebuah foto, dimana kami bersanding berjajar saat studi wisata ke daerah Candi Borobudur Yogja dan Candi Prambanan yang kebetulan saya simpan dengan harapan suatu saat kami akan bisa berkumpul kembali. Foto tersebut saya publikasikan melalui BLoG pandebaik.com dan tentu saja dalam salah satu album foto kenangan jejaring sosial FaceBook. Satu persatu foto tersebut saya tandai dengan Orang-orang yang ‘tertangkap basah’ hingga tak disangka makin berkembang dengan sendirinya.

Memang sedari awal yang saya prioritaskan adalah rekan-rekan yang berada pada kelas III A1 alias jurusan Fisika, jumlahnya kalo gak salah waktu itu gak sampe sepuluhan orang. Pasca publikasi, saya berusaha ‘mengintimidasi’ beberapa rekan yang belum saya temukan lewat jejaring sosial, untuk ikut serta aktif membuat akun dan mencari serta mengkonfirmasi nama saya ‘PanDe Baik’ sebagai teman baru mereka. Jawaban yang diberikan sungguh beragam.

Dari yang ‘okelah kalo begitu… eh sori, ‘oke tapi nanti kalo saya dah punya PC’ (hare gene belum punya PC ?) atau ‘maaf, saya gaptek males ikutan nih…’ (waaahhh… Generasi muda gitu loh…)  atau ada juga yang sedikit menghibur ‘oke deh, ntar kalo sudah saya kabari lagi’ (tapi sayang ga’ada kabarnya hingga hari ini) dan ada juga yang malu-malu bertanya ‘FaceBook tuh apaan De ? (halah…).

Bersyukur beberapa rekan kemudian merespon ‘ancaman’ dari saya itu. Membuat akun FaceBook, mengkonfirmasi saya tebagai teman mereka dan kemudian gak pernah muncul atau aktif lagi. Beh… namun yang akhirnya tetap bersedia diracuni juga ada kok. Thanks ya, hehehe…

Dalam perkembangannya, satu persatu kenangan masa lalu muncul kembali. Foto-foto lama yang tersimpan ternyata masih bisa mereka temukan. Ada yang kemudian meratapi koleksinya yang entah berada dimana, ada juga yang setelah ditemukan merasa kesulitan untuk memprosesnya agar dapat dipublikasikan melalui album foto pada masing-masing akun FaceBook. Sampe bela-belain membeli sebuah Scanner dan mengeluhkan koneksi internetnya yang lemot, gagal mulu saat berusaha upload foto.

Yang paling gak disangka adalah munculnya teman-teman dari luar kelas yang bisa dikatakan dulu itu sama sekali gak pernah saya sapa. Maklum, empat belas tahun lalu pandebaik.com masih merupakan seorang remaja kuper dan ga’gaul, apalagi mampu menggauli. Hehehe… walaupun hingga hari ini saya belum mampu menjadi anak gaul sesungguhnya, setidaknya bersyukur akhirnya bisa punya BLoG. Media gaul masa kini. Hihihi…

Mereka lantas berinisiatif untuk mengumpulkan kami kembali, walau hanya sebatas untuk berbagi kabar atau berbagi cerita karena ‘Berbagi Tak Pernah Rugi. Hehehe… mendompleng dari Bali Blogger Community nih.

Maka jadilah kami merencanakan sebuah pertemuan kecil, diperuntukkan bagi mereka yang terkoneksi dalam sebuah jejaring sosial FaceBook. Sebuah resto di seputaran Renon, D’COZ menjadi satu tempat yang kami sepakati. Bertepatan dengan hari Natal esok, dengan pertimbangan waktu agar kami semua bebas dari rutinitas pekerjaan, sekitar pukul 7 malam.

Semoga apa yang kami harapkan minimal dapat terwujud dan terlaksana dengan baik. Harapan selanjutnya tentu saja reuni dalam skala besar, entah apakah bisa diikuti dengan mimpi-mimpi untuk almamater kami kelak. Be There…. Dan sampai bertemu dilokasi, Kawan…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.