Skip to main content

Nokia E72 si tipis yang PowerFull

Histeria BlackBerry tampaknya makin menjadi. Setelah para vendor ponsel lokal beramai-ramai menggempur pasar dengan harga murah plus fitur multimedia, tak ketinggalan para vendor ternama seperti LG, Motorola ataupun Samsung mulai berusaha ikut serta merilis tipe sejenis. Tak ketinggalan vendor ternama dari Finlandia, Nokia.

Nokia sebenarnya sudah lama menjadi pemain di pangsa pasar ponsel gembul QWERTY, seri E61 merupakan salah satu ponsel pembuka. Makin jauh perkembangan yang dilakukan, ponsel yang dilahirkanpun makin menarik perhatian. Duo seri terakhir E71 dan versi murah E63 kerap disandingkan dengan sang pelopor, yang tentu saja masih jauh tertinggal mengingat dari segi fitur dan fungsi yang diperuntukkan bagi kalangan pebisnis belum mampu minimal menyamai produk mereka.

Nokia E72 dirilis ketika pasar dihebohkan dengan kehadiran versi murah dari sang pelopor, BlackBerry yang diluncurkan dengan nama Gemini (8520). Salah satu fitur baru yang membedakan dengan rilis lama mereka adalah hadirnya Trackpad, fitur yang kerap berada pada Notebook, demi mengantisipasi keluhan pengguna BlackBerry sebelumnya terkait tombol navigasi Trackball yang kerap macet akibat kotoran yang mengendap pada roda –permasalahan yang juga dikeluhkan oleh pengguna mouse versi trackball (bukan optik)-. Fitur ini sebelumnya sempat digunakan pula oleh ponsel smartphone milik Samsung seri i780.

Seperti halnya sang pendahulu Nokia E71, seri terkini dari vendor Finlandia ini secara visual tak jauh berbeda, sama-sama mengadopsi keypad QWERTY dengan layar horisontal. Penambahan fitur navigasi Trackpad merupakan nilai tambah melengkapi navigasi konvensional yang selama ini digunakan. Trackpad ini dapat diatur penggunaannya, dari pengaktifan hingga sensitifitasnya. Fungsi lain dari Trackpad ini adalah sebagai tombol OK yang akan bereaksi ketika ditekan.

Banyak hal baru yang diadopsi Nokia E72, bisa dimaklumi lantaran dirilis sebagai penyempurnaan seri sebelumnya. Resolusi kamera 5 MP dengan fitur autofokus, Nokia Messaging yang mampu melakukan fungsi Push Email layaknya BlackBerry, dari akun yahoo, gmail, hingga yang personal seperti pandebaik.com misalnya.  Selain itu ada Switch yang digunakan sebagai sarana berbagi data, kontak dan lain sebagainya antar ponsel Nokia, Modes yang fungsinya serupa dengan Profile namun meliputi pengaturan Thema, akun email yang digunakan, shortcut pada tampilan awal hingga wallpaper yang digunakan. Ada juga Intranet, fungsi terbaru dari Nokia yang memungkinkan ponsel terhubung pada jaringan network local untuk mengakses data setempat.

Dibandingkan dengan seri 6720 Classic, ponsel Nokia terakhir yang saya review, fungsi GPS-nya tidak jauh berbeda, hanya saja untuk penggunaan indoor masih kalah, tidak dapat mendeteksi satelit dengan baik, sehingga membutuhkan waktu tambahan untuk mencari lokasi secara offline (tanpa menggunakan koneksi internet). Fitur lainnya seperti Nokia Font Magnifier (pembesaran huruf pada menu), WiPresenter (presentasi menggunakan WiFi) dan MultiScanner (pembaca teks atau kartu nama seperti fungsi OCR pada Scanner) sebenarnya bukan lagi sesuatu yang baru mengingat banyak penyedia pihak ketiga mampu memberikan fungsi sama pada sebuah ponsel biasa.

Diantara fitur dan fungsi baru yang bersifat surprise adalah aplikasi QuickOffice. Aplikasi ini dapat digunakan secara penuh baik untuk viewer dokumen hingga editing data. Satu fungsi yang belum dimiliki oleh banyak ponsel bertipe Smartphone termasuk diantaranya BlackBerry. Penggunaan Prosesor hingga 600 MHz memberikan akses menu yang lebih gegas ketimbang pendahulunya. Meski belum mengadopsi yang tercepat (saat ini dipegang oleh Samsung Jet dengan 800 MHz), minimal sudah menyamai prosesor yang dimiliki sang pelopor yaitu BlackBerry.

Tambahan lainnya adalah koneksi WiFi yang kabarnya sudah dapat digunakan untuk komunikasi antar pengguna, yang artinya tidak menghabiskan pulsa, geotagging yang mampu menambahkan informasi lokasi pada foto yang diambil, dan tentu saja OVI Store, penyedia content resmi milik Nokia.

Nokia E72, kehadiran seri terkini pada segmen pebisnis ini agaknya benar-benar diharapkan mampu bersaing ditengah dominasi vendor Kanada, BlackBerry. Kita lihat saja…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.