Entah bagaimana caranya aku bisa berada ditempat ini… Sebuah gang kecil yang kumuh, aku bersandar pada tembok, disela batu bata berlumut layaknya masa kecilku. Orang berlalu lalang didepan gang seakan tak peduli dengan kehadiranku…
Langkah seorang Bapak tua terhenti, berbalik memandangiku, menghampiri dan menyodorkan sebatang rokok putih yang kuhisap dengan rakus…
‘bukan orang sini Pak ?’ sapanya.
‘dimana ini Pak ?’ balik kubertanya.
‘Legian… Kuta…’ jawabnya sambil menghirup nafas dalam-dalam.
Terpekur kumenatap sekelilingku. Luluh lantak tak berbentuk…
‘Apa yang terjadi ?’ tanyaku kembali.
‘Bom…’ ucapnya terhenti.
‘…lagi ? Legian dibom ?’ tanyaku terheran seakan tak percaya… dan ekspresi yang ditampakkannya pun sama denganku.
‘Apa maksud Bapak dengan ‘lagi ?’
‘Seingat saya Legian dibom tujuh tahun lalu Pak. Tahun 2002, bulan Oktober… bagaimana bisa kini Legian kembali mengalami hal yang sama ?’ cecarku.
‘Apa maksudnya dengan ‘tujuh tahun lalu ? ini tahun 2002 Pak. Bulan Oktober…, apa Bapak lupa ?’
Tahun 2002… hari ini ? bagaimana mungkin ? aku kembali ke masa lalu ? jelas tak mungkin… dengan segera kuperiksa semua kantong yang kupunya, mencari ponselku yang tak jua kutemukan, hanya jam tangan ini yang kukenakan… dalam samar masih dapat kubaca, hari ini 20 November 2009 pukul 5.49 pagi…
…aku tersadar dengan badan penuh keringat…
Comments
Post a Comment