Skip to main content

Don’t Judge Nokia 6720c by it’s cover

Melanjutkan tulisan sebelumnya tentang Nokia 6720c, Ponsel keluaran terbaru Nokia ini rupanya mengadopsi daftar menu yang berbeda dengan N73. icon foldernya tak lagi berupa kotak kuning (default Nokia) biasa, namun sudah menggunakan gambar tertentu yang lumayan membuat saya kebingungan dalam mencari shortcut Pemutar Musiknya. Demikian pula saat mencari fitur QuickOffice dan Peta. Wah… bikin pangling.

Mengadopsi sistem operasi Symbian 60 artinya dapat ditambahkan berbagai macam aplikasi sesuai dengan kebutuhan nantinya. Yang makin menarik, sudah tersedia shortcut jejaring sosial seperti FaceBook, MySpace, atau portal video YouTube dan tentu saja Ovi milik Nokia. Selain itu berbicara kecepatan prosesor yang ternyata sudah mencapai 600 MHz, hanya membutuhkan waktu tak kurang dari 5 detik untuk siap digunakan dari keadaan off. Bandingkan dengan Nokia N73 milik saya itu, fiuh… sampe terheran-heran sendiri. Kecepatan ini bisa juga dilihat dari akses antar menu yang gegas dan juga saat proses instalasi aplikasi/games tambahan.

Opsi Permainan menyediakan dua jenis pilihan, Java dan tentu saja N-Gage. Fitur N-Gage menyediakan 3 (tiga) buah games yang masih bersifat Trial, dimana pengguna dapat mencobanya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membelinya. Tersedia Asphalt 3, Star Wars dan Tetris.

Tambahan lainnya adalah fitur voice atau suara, yang akan membacakan akses menu yang dipilih, artis atau file musik hingga ke pesan yang ada pada ponsel. Tersedia opsi pengaturan Ucapan, apakah menggunakan suara laki-laki (Martin) atau perempuan (Ellen), dengan kecepatan dan intonasi tertentu.

Tampilan modus siaga yang disediakan ada 4 (empat) opsi, yaitu modus Dasar (layar depan menampilkan foto/latar belakang selayaknya ponsel biasa), modus icon horisontal (icon shortcut aplikasi berjajar pada sisi atas halaman dilengkapi dengan barisan agenda, email dll pada bagian bawah barisan icon), modus icon vertikal (icon shortcut aplikasi berjajar pada sisi samping kiri halaman, mirip dengan ponsel keluaran Samsung, dimana masing-masing icon membawa menu tersendiri) dan modus berbicara (ponsel akan mengeluarkan suara/voice membacakan menu yang dipilih sesuai bahasa yang digunakan, dengan logat mandarin. Hehehe…)

Demikian pula dengan Tampilan Menu, disediakan pula 4 (empat) opsi, yaitu Kotak (tampilan menu Default), Daftar (tampilan menu dalam bentuk daftar list), Tapal Kuda (tampilan menu menyerupai bentuk tapal kuda, menu yang akan diakses ditampilkan ditengah-tengah layar) dan bentuk V (tampilan menu serupa tapal kuda).

Untuk koneksi selain Bluetooth hanya tersedia akses GPRS/3G minus Wifi. Namun mengingat Mertua saya yang jarang bersentuhan dengan internet, akses yang tersedia barangkali sudah lebih dari cukup.

Pilihan warna ponsel ini ada dua, Brown (cokelat tua) dan Grey (abu-abu tua). Konstruksi ponsel sebetulnya dikategorikan monoblok atau candy bar, namun ada sedikit bentuk melengkung pada list silver yang mengelilingi bodi samping ponsel, cukup membuat kesan bahwa bentuknya mengikuti posisi pembicara menyerupai ponsel smartphone milik Android, padahal tidak.

Dual speakernya terdengar sangat jernih, walaupun tidak sekeras milik Nokia N73. Untuk penambahan file musik, tidak perlu lagi melakukan Refresh perpustakaan (library) musik, karena ponsel akan melakukannya secara otomatis ketika membuka daftar file musik yang ada. Terdapat pengaturan Equalizer maupun pelebaran suara stereo.

Tentang fitur kamera, ya jangan ditanya. Apalagi didukung dual led flash yang cukup membuat gambar yang diabadikan terang benderang. Hehehe… pilihan pengaturannya cukup beragam, dari resolusi, tingkat pencahayaan, modus warna hingga white balance yang dapat dipilih sesuai situasi atau berdasarkan keinginan pengguna. Yang membuat saya makin terkagum-kagum adalah hasil besutan videonya, dengan resolusi VGA, gambar terlihat jernih dan tanpa patah-patah. Suara yang dihasilkan pun tak terputus. Untuk durasi 1,23 menit menghabiskan space sebesar 21 MB.

GPS Receiver built ini adalah salah satu nilai plus yang dimiliki, dapat digunakan secara offline (tanpa menggunakan koneksi GPRS) dan berfungsi pula sebagai Kompas. Selain itu GPS pada ponsel ini dapat digunakan untuk mencari satu alamat tertentu dan ternyata dapat ditemukan secara akurat. Untuk mengakses alamat tujuan, pengguna tinggal mengaktifkan fitur tracking yang nantinya akan dipandu oleh sebuah suara, lengkap dengan rute dan arahnya.

Ohya, ada yang unik saya temukan pada ponsel ini, berbeda jauh dengan ponsel Nokia seri N85 sekalipun yaitu untuk menjadikan sebuah foto sebagai latar belakang tampilan siaga tak lagi membutuhkan aplikasi tambahan agar gambar memenuhi layar secara full screen. Beberapa gambar yang saya coba, seluruhnya berhasil dengan baik. hehehe…

Dalam paket penjualannya, sudah terdapat Handsfree dengan colokan 3,5” plus kartu memory microSD 1 GB dan juga kabel data microUSB (serupa dengan milik Nokia 1508 cdma) dan tentu saja CD Ovi Suite. Dengan Harga yang tak kurang dari 2,6 juta rupiah, ponsel ini bisa dikatakan sangat memuaskan untuk pengguna awam. Terutama bagi mereka yang kerap travelling, mengabadikan setiap momen yang dilewati.

so, Don’t Judge Nokia 6720c by it’s cover

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pangan,