Skip to main content

…dan semua itu berakhir sudah…

Melanjutkan studi ke jenjang Pasca Sarjana sebenarnya sama sekali tidak pernah terpikirkan, jika bukan karena desakan seorang teman kantor yang sudah terlanjur mendaftarkan dirinya di Magister Teknik Sipil pertengahan tahun 2007 lalu. Bisa jadi karena saat itu pikiran masih terfokus pada usaha untuk mendapatkan momongan. Kebuntuan jalan yang saya temui akhirnya membelokkan pikiran untuk kembali ke bangku kuliah ketimbang bengong termenung setiap pulang kerja.

Banyak hal yang menjadi kendala sebenarnya. Hal terbesar adalah masalah biaya. Seluruh tabungan saya habis digunakan untuk pengobatan diri sendiri yang kala itu diduga Oligoasthenoteratozoospermia oleh Dr.Wimpie. Sebuah istilah ilmiah yang intinya mengatakan bahwa sperma yang saya miliki tidak normal hingga menyulitkan proses pembuahan. Disamping itu, orang tua sudah tidak lagi seproduktif dulu. Apalagi Bapak yang diketahui mengidap Diabetes sejak tahun 2003 lalu. Saya pun akhirnya mengikuti saran dari rekan-rekan kantor, memanfaatkan SK PNS yang saya miliki, untuk dijadikan jaminan pinjaman pada Bank Pembangunan Daerah setempat.

Bidang Ilmu yang saya pilih sama sekali baru. Bisa dikatakan saya mengalami kesulitan saat ujian masuk, kuliah awal hingga tengah semester. Lagi-lagi dari teman jua saya mendapatkan banyak bantuan berupa buku serta petunjuk praktis untuk mengerti lebih jauh satu persatu mata kuliah yang diajarkan. Masa inilah yang saya sebut masa perubahan. Masa dimana saya mulai menggunakan waktu luang saya sepulang kerja untuk belajar dan mengerjakan tugas agar tak tertinggal rekan lain. Masa dimana saya mulai berkenalan dengan scientific calculator yang memiliki tiga baris digital pada display layarnya, demikian pula pc mobile alias Notebook dan juga usb modem.

Untuk memudahkan proses pengerjaan tugas, saya kerap memutar otak mencari jalan terbaik dan termudah untuk dapat menyelesaikannya. Mengingat impian saya untuk mendapatkan momongan sudah didengar Tuhan, yang artinya saya harus meluangkan waktu lagi untuk membantu Istri dalam mengerjakan kewajiban rumah tangga. Bersyukur sekali, apapun kesulitan yang saya hadapi, ada seorang Istri yang dapat diajak bertukar pikiran dan ada rekan kantor juga rekan kuliah yang mendorong dan memberikan bimbingan, hingga masa transisi perkuliahan bisa saya lewati dengan baik.

Hobi nge-BLoG saya katakan adalah hal paling positif dalam sejarah hidup dan sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran perkuliahan kali ini. Tugas yang berbentuk laporan bisa saya selesaikan dalam hitungan hari. Kebiasaan untuk mencari ide, bahan-bahan yang diperlukan, hingga mencoba menuangkannya satu persatu dalam bahasa yang mudah dimengerti menjadi amat sangat berharga dan mengundang keheranan beberapa teman lain, mengingat latar belakang pekerjaan saya kini bukanlah bidang yang tepat untuk menghasilkan tulisan atau laporan.

BLoG pada akhirnya menjadi hal terpenting yang saya miliki, karena tugas terakhir yang harus saya selesaikan (baca:Tesis) hampir sembilan puluh persen dipengaruhi oleh spririt nge-BLoG. Percaya gak ?

Dua tahun dua bulan. Masa yang tercatat untuk bisa menyelesaikan studi Pasca Sarjana, bukanlah waktu yang cepat saya kira. Walaupun rasanya baru kemarin saya ikut test TPA yang mirip dengan test psikologi CPNS, dan rasanya baru kemarin saya meledek rekan-rekan diruang kuliah dengan gambar-gambar jahil, bikin nyengir dan tentu saja semua kisah itu terekam dengan baik pada BLoG saya ini. Tercatat pada kategori ‘tentang Kuliah’.

Terima Kasih rekan-rekan, Terima Kasih semuanya. Tanpa kalian tentu saja saya takkan bisa menyelesaikan perjalanan panjang ini dengan baik.

…dan kini sebuah tanggung jawab besar telah menunggu didepan mata. Mau tidak mau saya harus menghadapinya…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.