Skip to main content

Mengatasi Kejenuhan nge-BLoG

Ditengah histeria Facebook dan Twitter agaknya yang namanya aktifitas ‘update blog bagi seorang blogger gak lagi menjadi prioritas utama. Tapi ya itu kembali kepada motivasi dan tujuan si blogger juga sih. Kalo sudah berada pada tahap ‘menjadikan blog sebagai sidejob, entah itu yang mampu mendatangkan uang melalui adsense etc atau malah Cuma sekedar melampiaskan unek-unek pikiran ketimbang stress ya yang namanya update blog, dijamin jalan terus. Hehehe…

Jangan menyalahkan Facebook dong’ ujar seorang teman yang diajak diskusi soal makin jarangnya blogger menjalankan kewajibannya, Hihihi… soale jauh sebelum Facebook itu menjadi booming beberapa rekan malah sempat mengalami masa-masa rehat sejenak dari aktifitas nge-BLoG. Alasannya waktu itu sih, karena jenuh. Bisa jadi jenuh lantaran kebanyakan nge-BLoG trus malah menelantarkan pekerjaan ato malah pacar sendiri, bisa juga jenuh lantaran respon yang diharapkan gak sesuai harapn. Entah respon berupa pemasukan dari Adsense atw malahan menurunnya jumlah pengujung dan pembaca.

Jujur saja, saya pribadi sempat pula mengalami kejenuhan jauh sebelumnya. Selama 4 (empat) bulan malahan ga’satupun tulisan yang saya publish di blog. Pelan tapi pasti setelah mendapatkan banyak pencerahan, blog saya isi kembali. Hingga kini belum pernah terjadi masa senggang yang lama antara tulisan satu dengan lainnya.

Mengatasi Kejenuhan nge-BLoG sebenarnya sederhana saja bagi saya. Cari tahu terlebih dahulu apa permasalahannya lalu selesaikan. Sesederhana itu ? YUP. Kalo mau diingat-ingat, masalah utama yang menjadi alasan saya rehat dahulu itu adalah mahalnya koneksi internet.  Waktu itu masih menggunakan alamat pandebaik.blogspot.com dan satu-satunya koneksi internet yang saya kenal dan gunakan adalah Telkomnet Instant. Dalam sebulan pemakaian biaya membengkak hingga angka 400ribuan. Bayangkan itu. Padahal aktifitas nge-BLoG yang saya lakukan sama sekali tidak bersifat komersial. Edan… Pemecahan yang terlintas waktu itu adalah, saya membuat draft-nya di pc terlebih dahulu lengkap dengan foto dan kelengkapannya (link tujuan dll), dalam jumlah lebih dari 1 tulisan, kemudian main ke warnet dan mempublishnya satu persatu dalam rentang waktu tertentu.

Bagaimana seandainya kalo kejenuhan itu terjadi lantaran gak ada ide buat nulis ? hehehe… come on, blog itu bukanlah satu media yang saklek dimana ga’ada peraturan resmi yang mengharuskan seorang Blogger tetap berada pada ‘jalurnya’. Maksud saya, ga’apa-apa sekali-sekali ya nulis yang gak ada kaitannya dengan tema blog (jika blog yang dikelola mengambil hal khusus atau spesifik). Misalkan tentang anak, keluarga atau lingkungan sekitar kita yang barangkali masih bisa dikaitkan dengan tema blog.

Seorang Rekan BBC yang saya ketahui memiliki kemampuan dibidang Teknik Sipil misalnya, berusaha membuat tulisan-tulisan yang sesuai bidangnya ini dengan gaya bahasa yang berbobot. Sayangnya si Rekan gak mampu secara konsisten melahirkan tulisan minimal setiap bulannya (seperti Agung ‘Ancak’ Wardana misalnya yang meng-update blog sebulan sekali). Beberapa kali saya kunjungi, tulisan terakhir yang terpampang masih tetap sama. Sayang sekali memang.

Padahal menurut saya, masih banyak kok yang bisa ditulis tentang ilmu Teknik Sipil, itupun jika menginginkan satu tulisan yang ga’jauh-jauh dari bidangnya. Misalkan saja ‘bagaimana memberikan gambaran secara gamblang pada awam tentang campuran beton. Koefisiennya sekian banding sekian, visual saat basah seperti ini sedang saat kering bisa diuji dengan menginjaknya. Hehehe…

Beberapa Rekan lain malah sepertinya sudah mulai menyadari cara mengatasi kejenuhan ini. Misalkan saja Om Anton Muhajir yang dahulu sempat nulis tentang Bani sang putra pemberaninya disela tulisan kritis penuh makna, ato Om Brokencode yang ga’melulu nulis tentang SEO dan trik edan pintar komputernya, sekali waktu pernah nulis masa lalunya juga loh. Mengungkapkan sesuatu yang ‘berbeda dari biasanya’ minimal bisa menyegarkan kembali pikiran yang sudah mulai mentok dengan kewajiban ‘update BLoG’.

Tulisan ini bukan maksud saya buat menggurui loh ya, tapi mbok ya jangan menyalahkan Facebook kalo lantas merasa jenuh buat nge-BLoG lagi. Hehehe…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.