Entah sejak kapan saya mengubah kebiasaan dalam mengabadikan gambar menjadi tak biasa untuk dinikmati oleh orang lain. Keinginan untuk mendapatkan penampilan gambar yang berbeda dan sekedar mecoba-coba kerap saya lakukan toh kamera digital memang diciptakan untuk itu. Tidak ada istilah pemborosan film lagi dalam setiap gambarnya.
Memang saya tak lagi mengambil gambar dengan fokus obyek berada ditengah-tengah area gambar. Kadang saya menempatkannya agak kekanan atau kiri, kadang juga hanya menyembul sedikit. Ketidakbiasaan ini kerap pula dicemooh oleh orang yang melihat hasilnya namun tak sedikit yang mengerti dengan apa yang saya inginkan.
Kalau hanya untuk menampilkan obyek manusianya saya rasa kurang seru, kurang berceritera. Makanya saya tambahkan lingkungannya juga, sehingga orang bisa tahu kalo si A sedang berada di tempat ini dan si B sedang berada di tempat itu.
Saya akui tidak memahami kaedah-kaedah fotografi yang baik, bagaimana menciptakan efek blur pada background dan menajamkan obyeknya, bagaimana menciptakan cahaya lokal setempat, bagaimana agar membuat gambar terlihat lebih eksotik. Semua itu biasanya saya lakukan via pc dengan bantuan perangkat lunak. Makanya saya katakan sejak awal, saya ini bukan tukang poto propesional.
Untuk sebuah event saya biasanya menambahkan satu dua gambar yang bisa saya gunakan sebagai jeda di awal, tengah dan akhir penyajian. Entah itu suasana rumah, pendukung ataupun kejadian unik. Gak ada yang saya persiapkan khusus sebelumnya, semua mengalir begitu saja setiap kali saya memulainya.
Saya pribadi menambahkan sedikit sentuhan lagi saat hasilnya hendak dicetak dan disajikan. Biasanya bergantung pada besaran album foto yang nantinya akan diberikan, apakah berukuran memanjang landscape seperti buku gambar sekolahan atau malah besar seperti badan saya ini. Misalkan saja untuk yang memanjang biasanya muat sekitar 4 biji foto berukuran 4R, sehingga dalam usaha mencetak dan menyajikannya saya berusaha untuk mendapatkan 2, 3 sampai 4 buah gambar yang senada atau satu momen kejadian dan mutlak disajikan dalam satu halaman foto. Jangan sampai dalam satu halaman foto ada satu buah foto yang disajikan dalam format mendatar sedang tiga lainnya dalam posisi portrait atau salah satunya tidak nyambung dengan momen yang diinginkan tampil disitu.
Yah, namanya juga sekedar menyalurkan hobi. He…
Comments
Post a Comment