Tepat dua tahun… umur laptop pertama yang saya miliki. Mengambil Acer seri 4520 edisi kedua kalo ga’salah, bisa dilihat dari ciri chasing luarnya yang udah full berwarna hitam mengkilap dan lapisan dalam baik frame layar maupum keyboardnya sudah berwarna putih nyaris krem. Boleh dikatakan laptop ini sangat berjasa bagi kelangsungan proses perkuliahan saya selama dua tahun tersebut hingga menyelesaikan tugas terakhir bernama Tesis. That’s great…
Sayang, disaat saya begitu merasakan ketergantungan pada benda bernama laptop, Acer yang saya miliki tersebut mulai menunjukkan ketidakberesannya. Pertama, loading start windows yang cukup lama, kendati item pada proses startup sudah saya pangkas menyisakan fitur Bluetooth, Antivirus dan driver pendukung laptop saja. Proses loading baru benar-benar bisa dikatakan berhasil apabila item Wireless Connection sudah berhasil ditampilkan di pojok kanan bawah. Jika tidak, maka apapun yang dilakukan (sambil menunggu proses loading selesai) tidak akan dapat berjalan dengan baik. Contohnya saja menjalankan aplikasi Winamp atau koneksi internet yang secara otomatis bakalan hang dan mengakibatkan tampilan layar bergetar ga;mampu dikendalikan.
Penyakit kedua dialami ketika modem eksternal dicolokkan ke port USB biasanya akan menampilkan kotak dialog di pojok kanan bawah bertuliskan ‘USB not recognized’ yang artinya modem musti dicabut dan dicolok ulang dan berulang kali hingga berhasil. Penyakit ketiga sekaligus terakhir adalah dvdrom tidak dapat dideteksi oleh laptop kendati sudah di booting ulang.
Berdasarkan ketiga keluhan diatas saya menyerahkan laptop kepada Technic Computer, tempat dimana saya membelinya dahulu selama kurang lebih dua hari untuk diperiksa, yang akhirnya menjawab semua keluhan saya. Kerusakan terjadi akibat gangguan pada mainboard laptop. Mereka memberikan tiga opsi kepada saya untuk dipilih.
Pertama, mainboard diakali dan biasanya bisa berhasil dengan garansi sebulan, namun tidak menutup kemungkinan masalah yang sama akan timbul kembali. Kedua, me-replace mainboard dengan biaya sebesar 2,5 juta rupiah (nyaris seharga laptop baru) dengan masa garansi 2-6 bulan. Ketiga, dibandingkan ribet soal perbaikan, mereka menyarankan saya untuk menjual laptop dan mengambil baru. Hmmm… jujur saja ini adalah pilihan yang teramat sulit bagi saya yang memiliki dana cekak dan amat sangat terbatas. Bukankah pertimbangan utama saya untuk menyelesaikan studi S2 lebih awal lantaran terkendala biaya ?
Bersyukur Istri mampu memberikan pertimbangan yang sangat baik kepada saya secara pribadi. Ini setelah pentolan Technic Computer menyarankan kepada saya untuk mengambil opsi ketiga plus tambahan beberapa kemudahan. Saya bisa mendapatkan laptop yang saya inginkan kendati laptop Acer tersebut belum terjual. Waaahh… tawaran menarik tentu saja.
Untuk pilihan berikutnya banyak rekan yang menyarankan ‘jangan mengambil Acer lagi deh. Bukan apa-apa, karena mereka memiliki pengalaman yang kurang lebih sama dengan yang saya alami. Bermasalah pada mainboardnya. Hey ada apa dengan Acer ? bathin saya… istri pun demikian, sekalian saja mengambil yang ‘terpercaya’ walaupun sedikit lebih mahal, toh masih ada sedikit persediaan dana yang bisa digunakan. Masih tak kalah, pentolan Technic computerpun memberikan daftar list laptop yang ‘layak untuk dijadikan sebagai hak milik. Pertimbangannya tentu saja kartu grafis tambahan agar lebih memudahkan pekerjaan saya yang hampir selalu bersinggungan dengan aplikasi grafis seperti AutoCad dan juga Photoshop.
Maka jadilah saya memilih HP Compaq Presario CQ 40 sebagai ‘the next notebook menggantikan Acer 4520 terdahulu. Laptop ini memiliki spesifikasi yang gak jauh beda dengan laptop Acer sebelumnya yaitu prosesor AMD Turion X2 2,2 GHz dan kartu grafis Ati Radeon HD 3200 plus kapasitas penyimpanan (hard disk) sebesar 320 GB. Sudah lebih dari cukup saya kira.
Untuk bagaimana gambaran kesan pertama saya menggunakan laptop baru ini, saya ceritakan dalam tulisan terpisah selanjutnya. Hehehe…
Comments
Post a Comment