Skip to main content

Bye ACER 4520, Welcome HP Compaq Presario CQ40

Tepat dua tahun… umur laptop pertama yang saya miliki. Mengambil Acer seri 4520 edisi kedua kalo ga’salah, bisa dilihat dari ciri chasing luarnya yang udah full berwarna hitam mengkilap dan lapisan dalam baik frame layar maupum keyboardnya sudah berwarna putih nyaris krem. Boleh dikatakan laptop ini sangat berjasa bagi kelangsungan proses perkuliahan saya selama dua tahun tersebut hingga menyelesaikan tugas terakhir bernama Tesis. That’s great…

Sayang, disaat saya begitu merasakan ketergantungan pada benda bernama laptop, Acer yang saya miliki tersebut mulai menunjukkan ketidakberesannya. Pertama, loading start windows yang cukup lama, kendati item pada proses startup sudah saya pangkas menyisakan fitur Bluetooth, Antivirus dan driver pendukung laptop saja. Proses loading baru benar-benar bisa dikatakan berhasil apabila item Wireless Connection sudah berhasil ditampilkan di pojok kanan bawah. Jika tidak, maka apapun yang dilakukan (sambil menunggu proses loading selesai) tidak akan dapat berjalan dengan baik. Contohnya saja menjalankan aplikasi Winamp atau koneksi internet yang secara otomatis bakalan hang dan mengakibatkan tampilan layar bergetar ga;mampu dikendalikan.

Penyakit kedua dialami ketika modem eksternal dicolokkan ke port USB biasanya akan menampilkan kotak dialog di pojok kanan bawah bertuliskan ‘USB not recognized’ yang artinya modem musti dicabut dan dicolok ulang dan berulang kali hingga berhasil. Penyakit ketiga sekaligus terakhir adalah dvdrom tidak dapat dideteksi oleh laptop kendati sudah di booting ulang.

Berdasarkan ketiga keluhan diatas saya menyerahkan laptop kepada Technic Computer, tempat dimana saya membelinya dahulu selama kurang lebih dua hari untuk diperiksa, yang akhirnya menjawab semua keluhan saya. Kerusakan terjadi akibat gangguan pada mainboard laptop. Mereka memberikan tiga opsi kepada saya untuk dipilih.

Pertama, mainboard diakali dan biasanya bisa berhasil dengan garansi sebulan, namun tidak menutup kemungkinan masalah yang sama akan timbul kembali. Kedua, me-replace mainboard dengan biaya sebesar 2,5 juta rupiah (nyaris seharga laptop baru) dengan masa garansi 2-6 bulan. Ketiga, dibandingkan ribet soal perbaikan, mereka menyarankan saya untuk menjual laptop dan mengambil baru. Hmmm… jujur saja ini adalah pilihan yang teramat sulit bagi saya yang memiliki dana cekak dan amat sangat terbatas. Bukankah pertimbangan utama saya untuk menyelesaikan studi S2 lebih awal lantaran terkendala biaya ?

Bersyukur Istri mampu memberikan pertimbangan yang sangat baik kepada saya secara pribadi. Ini setelah pentolan Technic Computer menyarankan kepada saya untuk mengambil opsi ketiga plus tambahan beberapa kemudahan. Saya bisa mendapatkan laptop yang saya inginkan kendati laptop Acer tersebut belum terjual. Waaahh… tawaran menarik tentu saja.

Untuk pilihan berikutnya banyak rekan yang menyarankan ‘jangan mengambil Acer lagi deh. Bukan apa-apa, karena mereka memiliki pengalaman yang kurang lebih sama dengan yang saya alami. Bermasalah pada mainboardnya. Hey ada apa dengan Acer ? bathin saya… istri pun demikian, sekalian saja mengambil yang ‘terpercaya’ walaupun sedikit lebih mahal, toh masih ada sedikit persediaan dana yang bisa digunakan. Masih tak kalah, pentolan Technic computerpun memberikan daftar list laptop yang ‘layak untuk dijadikan sebagai hak milik. Pertimbangannya tentu saja kartu grafis tambahan agar lebih memudahkan pekerjaan saya yang hampir selalu bersinggungan dengan aplikasi grafis seperti AutoCad dan juga Photoshop.

Maka jadilah saya memilih HP Compaq Presario CQ 40 sebagai ‘the next notebook menggantikan Acer 4520 terdahulu. Laptop ini memiliki spesifikasi yang gak jauh beda dengan laptop Acer sebelumnya yaitu prosesor AMD Turion X2 2,2 GHz dan kartu grafis Ati Radeon HD 3200 plus kapasitas penyimpanan (hard disk) sebesar 320 GB. Sudah lebih dari cukup saya kira.

Untuk bagaimana gambaran kesan pertama saya menggunakan laptop baru ini, saya ceritakan dalam tulisan terpisah selanjutnya. Hehehe…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.