Pada beberapa tulisan saya, satu dua kali sempat terlontar bahwa komik adalah buku yang saya baca dan tekuni dalam berbagai waktu dan kesempatan. Terutama ya saat menunggu…
Ini jelas saja mengundang pertanyaan beberapa teman, yang menganggap lucu, lantaran untuk faktor usia saya yang sudah berkepala tiga, status menikah plus putri kecil yang lucu, ditambah bodi yang tinggi besar, rasanya janggal jika saya masih menjadikan komik sebagai pembunuh waktu luang.
Memang saya akui, bahwa sebenarnya komik bukanlah satu-satunya media yang saya baca dalam keseharian. Kalo untuk berita aktual dirumah ya ada Jawa Pos plus Radar Bali, sedangkan di kantor itu ada Bali Post dan Denpos. Selain itu ada juga media bulanan yang rutin saya beli, berisikan banyak pengetahuan tentang seluk beluk dunia yang jarang saya ketahui… Ya, Intisari.
Belum lagi tabloid dan majalah yang berkaitan dengan gadget serta ponsel, menjadi bahan bacaan saat saya bertapa di kamar mandi, pagi maupun sore harinya. Dari PuLsa, SMS, BestPhone, T3, Gadget, Digicom, Info Komputer, PC Media, CHIP, tergantung isi topik yang dimunculkan.
Tak lupa buku-buku untuk menumbuhkan semangat seperti Chicken Soup dan yang berbau psikologis pun saya lahap…. Tapi memang, Komik itu selalu ada. Hanya saja lebih mengkhusus ke produk Elex Media.
Pertama kali saya mengenal komik Elex Media, kalo gag salah sekitar kelas 1 SMA, diracuni oleh rekan sekelas saya saat itu, Bayu Sutha dengan Dragon Ball dan Doraemon. He… Makin lama saya makin mengenal yang namanya Kungfu Boy, Shoot, Natane hingga Kariage Kun dari adik-adik sepupu yang memiliki hobi mengoleksi komik tersebut.
Bagi saya pribadi, komik-komik tersebut sebenarnya bukan hanya untuk konsumsi usia anak-anak. Ada juga yang lebih pantas dibaca untuk usia dewasa seperti Shincan atau di Detektif Porno yang tempo hari sempat difilmkan dan dibintangi si jago kungfu Jackie Chan. Saya lupa apa judulnya. Ada juga GTO Great Teacher Onizuka. Kacau abisss pokoknya.
Walau begitu, bukan berarti semua komik itu lantas gag mendidik pembacanya. Ada juga komik yang memaksa kita untuk ikutan terlibat didalamnya. Katakanlah komik yang bersetting detektif seperti Kindaichi atau Sherlock Holmes. Kenapa bukan Conan, karena saya sendiri kadang gag terlalu suka akan cerita komik yang diulur-ulur. Sama halnya dengan Sinetron Indonesia. Hehehe…
Terlepas dari itu semua, komik sebenarnya bisa juga menjadi inspirasi. Seperti halnya tulisan saya kali ini. Hwahahaha…
Comments
Post a Comment