Masih mengacu pada motto BLoG pandebaik.com dalam melakukan review ponsel, kini saya berkesempatan memegang langsung ponsel yang diperuntukkan bagi kalangan pebisnis di jajaran brand Nokia. Ya, seri E71. Seri ini sebenarnya merupakan generasi penerus dari seri E61 dan E61i yang sebelumnya memiliki perwajahan lebih gembul.
Bisa dikatakan Nokia E71 merupakan ponsel yang dikategorikan sebagai ponsel pintar (smartphone) tertipis dikelasnya… 10 mm alias 1 cm… hmmm… Jelas aja begitu saya memegangnya, sempat ada rasa khawatir, ni ponsel bakalan patah jadi 2 begitu saya gunakan. He… becanda lagie…
Menggunakan ponsel seri E71, gag beda jauh dengan penggunaan ponsel Nokia yang mengadopsi OS Symbian 60 seperti Nokia N73 yang saya miliki. Hanya saja yang membuatnya beda ya layar landscape yang diadopsi, cukup memberikan kesan tersendiri saat pemakaiannya. Didukung oleh keypad yang lembut dan barisan thumbboard mini yang cukup menyulitkan bagi orang yang yang memiliki jari tangan besar seperti saya. Saking mininya, saat menekan satu tombol, tombol disebelahnya ikutan tertekan… apalagi kalo sambil menekan tombol yang berada didekat tombol fungsi simbol atau shift… Dibandingkan dengan pesaingnya dari Kanada, BLackberry Bold, bagi saya pribadi jauh lebih nyaman menggunakan thumbboard milik Bold ketimbang E71.
Fitur yang diusung seri ini tergolong lengkap. Dari koneksi Bluetooth, Wifi hingga 3G, fitur GPS built in yang dilengkapi pula dengan Nokia Maps, juga Wi-Presenter yang bisa digunakan untuk melakukan presentasi tanpa kabel. Untuk kamera yang disediakan sudah ber-autofokus dengan resolusi 3,2 MP, meski begitu secara kualitas masih kalah dengan kamera yang disematkan pada ponsel N73. Ini bisa dimaklumi, soale kamera pada ponsel N73 itu menggunakan lensa Carl Zeiss… Masih pada fitur kamera, dilengkapi pula dengan fitur Multiscanner yang bisa digunakan untuk mengambil gambar kartu nama diteruskan ke daftar kontak.
Dilihat dari bahan chasing yang digunakan, kurang lebih sama dengan milik Bold, yaitu metal yang cenderung mengundang penampakan sidik jari pada daerah bodi dan licin saat digunakan dalam kondisi tangan berkeringat. Untuk itu bisa digunakan kondom pengaman ups… maksudnya case yang berbahan mirip kondom itu, selain digunakan sebagai perekat saat berada dalam genggaman tangan…
Ohya, ada yang unik pada sisi samping bodi ponsel, yaitu lubang speaker stereo di samping kanan dan kiri bawah plus dibagian atas bodi, cukup memberikan output suara yang setara dengan milik Nokia N73. Selain itu tak banyak tombol shortcut yang disediakan selain volume yang berfungsi juga sebagai zoom dan port usb, charger serta kartu memori eksternal yang ditutupi karet pengaman.
Mengingat posisi layar yang landscape, bisa dikatakan bakalan kesulitan dalam mencari aplikasi tambahan yang kompatibel dengan ponsel ini. Katakanlah Games. Untuk games yang diperuntukkan bagi ponsel dengan layar portrait 240×320 pixel, ternyata gak semuanya mampu ditampilkan dengan baik pada layar landscape ini. Asphalt Urban GT 3 misalnya. Games ini tetap tampil dalam kondisi portrait yang tentu saja membuat tidak nyaman untuk dimainkan. Walau begitu ada juga games yang bisa berjalan dengan baik, seperti Ducati 3D Extreme… yah, intinya dicoba-coba dulu deh… ini bisa dimaklumi, lantaran opsi peruntukan ponsel seri ini bukanlah untuk penikmat gamers mania, melainkan segi pebisnis dan pengusaha.
Untuk respon saat melakukan akses menu maupun program yang disediakan, bisa dikatakan lumayan mengingat seri ini telah mengadopsi prosesor ARM 11, 369 MHz dan juga pembagian memori internal 110 MB dan SDRAM 128 MB. Sisanya ya kurang lebih sama dengan pengoperasian dan fitur yang dimiliki oleh setiap ponsel Nokia yang menggunakan OS Symbian 60…
Comments
Post a Comment