Konsumen Bicara Masuk Penjara. Begitu kira-kira gambaran poster yang tampil pada status Facebook seorang BLoGGer yang dijuluki Bapak BLoGGer Indonesia, Enda Nasution.
Poster tersebut adalah satu bentuk dukungan bagi seorang ibu rumah tangga, Ibu Prita Mulyasari (32) yang ditahan selama kurang lebih tiga minggu setelah dituntut oleh sebuah instansi Rumah Sakit, Omni Internasional setelah mendapati sebuah email (milik Ibu Prita) yang beredar di beberapa milis terkait keluhan si Ibu atas pelayanan rumah sakit tersebut. Mirisnya, email tersebut sebetulnya hanyalah sebuah bentuk curhat atau email untuk berkabar pada beberapa teman, yang kemudian diteruskan ke berbagai milis tanpa sepengetahuan si Ibu.
Apa yang dialami oleh Ibu Prita tersebut kurang lebih memiliki awal yang sama dengan apa yang saya alami akhir tahun lalu. Setelah merasa tak puas dengan pemberitaan sebuah media, sayapun menulis unek-unek pada blog yang saya miliki ini. Hanya saja saat itu saya berkeyakinan, toh blog saya selama dua tahun berjalan gak pernah dikunjungi orang. Ya, saat itu blog saya ini masih numpang nebeng gratisan di blogspot.
Akan tetapi, ketika blog ini memiliki domain sendiri entah bagaimana caranya tulisan saya tersebut mencuat dihalaman Google dan dibaca oleh awak media tersebut. Maka jadilah saya saat itu digadang-gadangi bakalan di-UU ITE-kan oleh sang media yang merasa gerah dengan tulisan saya tersebut. Bersyukur, langkah cepat yang diambil baik oleh saya selaku pemilik blog (dengan menghapus tulisan tersebut dan menghilangkan jejak blog di dunia maya) dan juga usaha mediasi dari Anton Muhajir dengan pihak media gak sampe membawa saya ke meja hijau. Meskipun apa yang saya lakukan tersebut (menghapus tulisan yang dimaksud) akhirnya menimbulkan pro-kontra bahkan menyayangkan kenapa bisa sampai terjadi seperti itu.
Yah, menjadi Kritis akhirnya hanyalah menjadi sebuah pilihan bagi saya, dan dengan segera saya tinggalkan. Maka dari itu blog ini kini tak lagi terlalu aktif berkiprah menampilkan isi yang nyerempet bahaya, mungkin itu sebabnya orang makin tidak tertarik untuk berkunjung kemari.
Disisi lain jujur saja, membuang jauh-jauh pikiran kritis itu bisa saya katakan hanyalah sebagai satu upaya yang sangat menyiksa bathin saya secara pribadi. Lantaran terkadang saya gregetan terhadap sesuatu hal yang tak berkenan dihati, yang biasanya saya tumpah ruahkan pada blog, kini harus saya pendam demi terhindar dari jeweran UU ITE tersebut.
Bahkan sekali waktu, saya memeriksa kembali satu persatu tulisan saya terdahulu (sangat melelahkan menyortir tulisan yang mencapai angka 1.200 buah itu….) apakah ada yang kira-kira mampu mengundang orang yang gerah dengan tulisan saya lantas meng-UU ITE-kan saya kelak ?
E….la da lah…. –meminjam kata-katanya ibu Welas- saya jadi mengkasihani diri sendiri dengan adanya UU ITE tersebut. Sempat pula kepikiran untuk menghapus isi blog yang lalu-lalu itu. Tapi yah, bukankah itu semua adalah jejak yang sudah lama saya tinggalkan dan terjadi untuk mewarnai dan mengingatkan hari-hari saya kelak ?
Untuk itu ya mohon dimaafkan bagi rekan yang berkunjung dan merasa terkaget-kaget membaca tulisan saya sebelumnya. Mohon jangan meng-UU ITE-kan saya yah….
Comments
Post a Comment