Sebuah demam atau trend seolah mulai menjangkiti ruangan kami selama dua minggu terakhir. Demam itu bernama Facebook.
Ketertarikan beberapa teman bisa jadi lantaran efek dari sebuah iklan ponsel Nexian yang merilis seri ‘ala BLackBerry-nya, dengan harga sejutaan, dimana tag-nya lebih menggembar-gemborkan ‘bisa facebook-an loh…..
Belum lagi beberapa atasan mulai menanyakan perihal ponsel BLackBerry, dari harga, isi dan kegunaannya. Tak lupa pertanyaanpun mulai menyerempet ke ‘apa sih itu Facebook, ‘apa sih itu BLoG atau ‘bagaimana caranya membuat email ?
Maka mulailah saya memberikan privat dadakan, dari menjelaskan apa itu Facebook, email, blog sampai ke cara pembuatan email hingga pendaftaran Facebook melalui ponsel mereka masing-masing. Secara pribadi sih saya gak masalah, soale gak ada ruginya berbagi ilmu dengan teman yang saya yakin apa yang saya berikan sedikitnya bisa berguna bagi mereka.
Yang jauh lebih bikin saya senyum-senyum geli dan sekaligus geregetan, rata-rata mereka ini masih awam soal yang namanya email, bahkan ada pula yang menganggap kalo email itu adalah alamat website. Sampai-sampai katanya sih, pernah mereka keceplosan cerita ke rekannya soal kepemilikan website pribadi, padahal yang dimiliki itu hanyalah sebuah email. He… Tak apalah, toh si rekan tersebut sama-sama gak ngerti. Cuma ho-oh saja.
Diskusi biasanya dimulai sejak jam kerja dimulai. Beberapa teman yang sudah mendaftarkan diri mereka pada Account Facebook, tampak ngumpul di sudut, membicarakan bagaimana caranya upload foto, update status atau perihal berkenalan dengan seorang gadis sexy. He… Saya sendiri hanya bisa melayani obrolan mereka sepintas sambil mengerjakan tugas kantor ato malahan nguberin jadwal Thesis. Ha…
Satu yang saya sukai adalah mereka ternyata mau dan mampu untuk belajar dengan sendirinya, mengembangkan penjelasan yang saya berikan sebelumnya, hingga beberapa hari terakhir saya pantau status mereka mulai beragam dan saling memberikan komentar akan status teman lain.
Sayangnya, ada satu dua teman yang bersikap antipati dengan keramaian yang kami ciptakan ini. Malahan si teman ini dengan ketus mengatakan bahwa orang-orang yang dijangkiti demam Facebook hanyalah orang-orang yang gak kurang kerjaan saja. He… Saya pribadi hanya tersenyum menanggapi hal itu.
Bukan apa-apa, dahulu saya sendiri pernah diklaim seperti itu, bahwa nge-BloG itu mencirikan orang yang anti pada kehidupan sosial. Lagipula pas saya tawarkan tentang keasyikan nge-BLoG padanya, ia hanya mengatakan “TIDAK PERLU”. Toh itu tidak mendatangkan uang. He… lagi-lagi saya hanya bisa nyengir mendengarnya.
Tapi sekali waktu si teman ini datang dan bertanya pada saya, apakah Facebook itu bisa mendatangkan uang ? hohoho…. Rupanya ini toh yang menjadi titik permasalahannya. Hanya lantaran UANG, si teman selalu bersikap antipati pada hobi saya (dan teman-teman yang terjangkiti demam Facebook). Jika tidak maka ia tak akan mau ikut-ikutan. Wakakakakak….
Saya malah jadi ingat percakapan kami dulu. Tentang keheranannya pada keasyikan saya mengutak-atik foto putri kecil saya Mirah, menggunakan Photoshop. Katanya sih, dia pernah pula mempelajari aplikasi ini dahulu, tapi langsung dihentikan begitu menyadari kalau aktifitas pembelajarannya itu tidak mendatangkan uang.
Saya hanya membathin, apakah hanya lantaran “tidak ada UANG-nya” lalu kita tidak mau belajar sesuatu yang baru ? Heran bener. He….
Comments
Post a Comment