Skip to main content

…akhirnya lulus juga… L2…

Setelah kurang lebih tiga kali mengikuti pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa yang diselengggarakan oleh BKD Pemkab Badung, akhirnya saya dinyatakan lulus ujian Nasional dan berhak atas sertifikasi yang hanya berlaku selama 2 tahun, istilahnya L2.

Padahal awal mulainya pelatihan yang dilakukan di sebuah hotel dekat Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung Sempidi, sempat guyonan bareng rekan-rekan lain yang senasib dengan saya. Berkali-kali ikutan ujian sertifikasi, tapi selalu saja menyandang gelar L4 –Lu Lagi Lu Lagi-. Maksudnya ikut lagi-ikut lagi. Gak pernah dinyatakan lulus.

Berhubung pada pelatihan pertama sekitar dua tahun lalu saya sudah disetrap selama satu minggu di Bapelkes Tangtu jalan Ida Bagus Mantra dan dijejali materi serta bahan ujian untuk sertifikasi, bisa dikatakan itu sangat membosankan. Mungkin karena saya memang belum pernah menyentuh sama sekali bidang Pengadaan Barang dan Jasa ini sebelumnya. Jadi, apa yang saya dapatkan ya saya tahu hanya sebatas teori saja. Dalam kenyataannya, satupun belum saya kuasai…

Apalagi tahun ini adalah tahun dimana saya mulai memutuskan untuk berkonsentrasi pada proposal Thesis yang kebetulan sudah diajukan saat ujian 18 Maret lalu dan dipersilahkan untuk melanjutkan. Tentu saja, saya pribadi sampe memohon-mohon agar tidak terlalu banyak diberikan tugas kantor apalagi beban tanggungjawab, begitu pula menampik bujukan rekan-rekan agar saya bisa lulus sebagai Panitia Pengadaan kelak.

Maka pada saat pembekalan selama dua hari beberapa waktu lalupun saya memilih mangkir dan tidak hadir. Tapi tetep absensi. He…. Tipikal Pegawai Negeri Bangeds. Hingga salah seorang rekan seangkatan saat Pra-Jabatan dahulu yang kebetulan bersua dilokasi, sempat terheran-heran dengan kenekatan saya kabur dari lokasi Pelatihan.

Apa daya Tuhan berkehendak lain. Saat saya tidak terlalu mempedulikan apa yang saya isi pada lembar jawaban (lembarnya mirip ujian masuk Perguruan Tinggi), sayapun akhirnya diganjar dengan kelulusan pada tingkat L2 (menyandang sertifikasi selama 2 tahun) sejak diterbitkannya Sertifikat tersebut, 4 Maret 2009.

Pengumuman kelulusan untuk sertifikasi inipun sebenarnya disampaikan oleh salah satu atasan yang kebetulan barengan ikut serta dalam ujian ini. Hanya bisa diakses melalui web site resmi miliki LKPP (dahulunya melalui web site resmi milik Bappenas). Awalnya saya pikir ini termasuk guyonan, lantaran satu dua tahun lalu saya sering becandain rekan-rekan yang ikutan ujian, mengklaim kalo mereka itu lulus dan mengucapkan selamat.

Ternyata beneran lulus….

Trus sekarang mau diapain yah ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.