Kira-kira begitu ‘Headline News’ yang saya dengar awal April ini.
Satu berita yang menggembirakan bagi saya pribadi. Menggembirakan karena dari sisa gaji yang saya terima selama hampir dua tahun ini, bisa dikatakan sangat-sangat tipis kemungkinannya untuk bisa meningkatkan taraf hidup keluarga.
Maklum, dari sejumlah gaji yang seharusnya saya terima untuk setiap bulannya, harus dipotong sepertiganya untuk membayar cicilan tiap bulan atas pinjaman uang sebesar 20 Juta di Bank Pembangunan Daerah. Uang ini saya pinjam sekitar pertengahan tahun 2007 lalu, untuk membiayai kuliah lanjutan saya di tingkat Pasca Sarjana…
Dalam perjalanannya ternyata harus dibagi pula dengan biaya persalinan, upacara untuk putri kami dan biaya Rumah Sakit saat Istri terkena Demam Berdarah setahun lalu. Bisa ditebak, uang pinjaman ini tak cukup lagi untuk membayar SPP perkuliahan saya…
Bila boleh dibagi ceritanya, sisa dua pertiga gaji yang saya terima, musti dibagi lagi untuk biaya air, listrik dan telepon, biaya Dapur (patungan dengan Istri), Asuransi untuk sekolah putri kami kelak, koneksi internet (untuk menyalurkan penat dan hobi), serta sedikit simpanan berupa Arisan keluarga dan tabungan berjangka, yang saya jatah jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
Hasil akhir inilah yang kemudian akan dibagi lagi untuk keperluan sehari-hari, terutama putri kami. Susu, bubur, pampers dan hal-hal yang datangnya diluar rencana, seperti sakit dan berobat serta menyame-beraye (kehidupan sosial masyarakat).
Bersyukur sekali dalam setap bulannya, PNS dijatah lagi dengan uang makan yang disebut dengan Insentif yang jumlahnya kurang lebih sepertiga gaji… Dari uang inilah saya dan Istri baru bisa merasakan indahnya hidup berumah tangga. Sekedar untuk jalan-jalan bareng si kecil atau bahkan terkadang bareng dengan kakek neneknya. Tentu saja jalan-jalan model begini memerlukan tambahan uang extra untuk makan bareng minimal dua kali setiap bulannya…
Maka ‘Headline News’ diatas boleh dikatakan sangatlah berarti bagi saya pribadi, walaupun jumlahnya tak seberapa dibandingkan gaji pekerjaan swasta kini. Tapi minimal, jikapun seorang PNS itu ingin bermalas-malasan, tidak ngantor selama sebulan, yang namanya gaji ya tetap penuh diterima. Mungkin hanya itu kelebihannya dibanding kerja swasta. He….
> PanDe Baik memohon maaf jika ada yang kurang berkenan dalam tulisan diatas, mungkin menyinggung perasaan mereka yang terkena PHK dsb. Bukan maksud saya untuk menyombongkan diri, tapi hanya sekedar berbagi. Bahwa tak selamanya jadi profesi sebagai PNS itu adalah kenikmatan tingkat tinggi seperti yang diagung-agungkan sebagian besar orang… <
Dengan sedikit gambaran tentang gaji seorang Pegawai Negeri Sipil diatas, bolehkan jika kita berhitung, apakah masuk akal apabila dalam jangka pendek, seorang oknum mampu membeli sebuah mobil baru atau motor baru hanya dengan mengandalkan gaji mereka ? He… silahkan menebak, kira-kira dari mana asal uang untuk segala hal tersebut…
Comments
Post a Comment