Skip to main content

Nokia 2,5 Juta Awal 2009

Melanjutkan tulisan saya sebelumnya berkaitan saran dan rekomendasi untuk keinginan benerapa rekan memiliki ponsel Nokia murah meriah, kali ini saya lanjutkan pada kisaran 2,5 juta rupiah. Angka yang barangkali hanya bisa dijangkau oleh masyarakat golongan menengah. Sedangkan untuk harga diatas kisaran tersebut, saya rasa akan kembali pada kebutuhan masing-masing calon pengguna, yang hanya bisa dijangkau oleh sebagian kecil penduduk Indonesia saat ini.

Tak beda dengan tulisan saya sebelumnya, untuk pemilihan saya bagi menjadi tiga kelas, tergantung pada kebutuhan dari masing-masing pengguna dan tentu saja budget yang tersedia.

Untuk kisaran maksimum 2,5 juta, Nokia menyediakan tiga ragam kebutuhan sesuai aktivitas penggunanya. Pertama, bagi mereka yang mengutamakan kegiatan kantoran akan lebih banyak berkutat pada office application, presentasi hingga internet kecepatan tinggi. Kedua, bagi mereka yang lebih mengutamakan fitur Hiburan, bisa menikmati musik hingga video dan juga foto dengan cara yang lebih asyik. Terakhir bagi mereka yang mengutamakan penampilan (fashion phone).

Pada kisaran ini, saya merekomendasikan dua buah ponsel untuk kegiatan kantoran yakni seri E51 dan E65, yang memiliki spesifikasi hampir sama. Seperti misalnya koneksi yang sudah ada Wifi-nya, jelas akan memberikan akses internet yang lebih leluasa. Termasuk pula fitur multitasking antar office application. Maklum, keduanya diperkuat dengan keberadaan prosesor untuk menunjang aktivitas tersebut.

Bagi yang menyukai hiburan, bisa melirik ke seri 5320 Xpress Music, yang menyajikan fitur kamera plus flash, fitur N-Gage, juga tentunya jack 3,5 mm yang merupakan syarat mutlak bagi sebuah ponsel musik. Sedang bagi yang menyukai penampilan atau fashion phone, bisa mencoba seri 7610 Supernova dengan desain slide dan cover yang bisa digonta-ganti.

Untuk kisaran sekitar 2 juta, Nokia menyediakan fitur yang tak jauh beda dengan kisaran diatas, sudah mengadopsi jaringan 3G, hanya saja fitur koneksi Wifi takkan bisa ditemukan disini.

Pada kisaran ini, saya merekomendasikan seri 6120 Classic, sebuah ponsel serius yang mampu menjalankan multitasking berkat prosesor internalnya, sudah 3G dan memiliki dimensi yang mungil. Tentu saja bakalan menyulitkan bagi mereka yang bertangan besar seperti saya.

Satu-satunya seri N yang masih laris hingga belakangan ini adalah seri N70 Music Edition. Seri yang dirilis dalam balutan warna hitam ini, meski masuk kategori ponsel multimedia, bisa dikatakan performanya sedikit mengecewakan. Istilah gaulnya Lemot. He… Sedang bagi yang mood ke ponsel fashion, bisa melirik seri 7900 Prism, yang beneran mengadopsi bentuk prisma. Hingga perwajahan seri ini sangat menarik dari sudut manapun ia dilihat.

Untuk kisaran 2 juta kebawah, Nokia menyediakan tiga ragam seperti halnya yang saya sebutkan diatas, tergantung dari aktivitas penggunanya. Rata-rata memiliki resolusi kamera 2 MP dan tidak mendukung jaringan 3G. Ohya, ponsel yang disajikan bukan tergolong ponsel pintar atau mengadopsi sistem operasi seperti seri-seri diatas.

Pada kisaran ini saya merekomendasikan dua ponsel yang termasuk dalam rilis Xpress Music yaitu si tipis 5310 dan si bentuk aneh 5220. Kenapa saya katakan aneh, karena bentuk dasarnya tidak seperti ponsel lain yang simetris memanjang. Ada juga ponsel tipis nan mengesankan keseriusan lewat wajahnya yang elegan dan resmi, yaitu seri 6300. Tak lupa bagi yang maniak fashion atau penampilan, ada juga seri 7310 Supernova.

Dari semua seri diatas yang saya rekomendasikan, kemampuan powerfull tentu saja dimiliki oleh seri E yang memang diperuntukkan bagi kalangan pebisnis dan pekerja serius. Perbedaan paling mencolok tentu saja keberadaan koneksi Wifi yang mampu digunakan untuk browsing internet sekaligus mengecek email dsb secara gratis pada area-area yang menyediakan free hotspot. Sedangkan untuk fitur Games (N-Gage) saya rasa masih bisa disuntikkan dengan menggunakan aplikasi buatan Nokia resmi.

Nah, usai sudah pembahasan saya terkait permintaan saran dan rekomendasi akan ponsel Nokia, yang masih menduduki peringkat pertama sebagai ponsel yang paling ditunggu inovasinya. Semoga saja bisa berguna bagi mereka yang menginginkan ponsel murah nan powerfull baik pada kisaran 1,5 juta hingga 2,5 juta rupiah.

> Untuk yang kedua kalinya PanDe Baik berusaha memberikan masukan bagi mereka yang masih belum puas dengan ponsel lamanya dan berkeinginan menjajal beberapa seri Nokia di kisaran harga 2,5 juta rupiah. Minimal secara pribadi, seri yang disebutkan disini sudah cukup mampu mewakili cara dan kebiasaan pemakaian sekian banyak ponsel mahal Nokia, terkecuali yang dirilis belakangan dengan layar sentuhnya plus seri communicator lama. Bedanya paling hanya dari segi desain, memory internal/eksternal dan juga resolusi kamera yang ditawarkan. Selebihnya sama saja kok. Trust Me. <

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.