Skip to main content

IdoLa

Saya yakin, setiap orang didunia ini pasti punya sesosok idola yang mereka sanjung dan yakini mampu menginspirasi setiap langkah gerak gerik mereka. Entah itu selalu berubah tiap tahun, tiap jenjang pendidikan, tiap trend atau masa yang berbeda.

Idola kalo secara pengertiannya, bagi saya pribadi sih adalah sosok yang dijadikan panutan dalam hal tertentu dalam kehidupan seseorang. Misalkan saja ada orang yang begitu memuja ELVis Presley dan menjadikannya idola sepanjang masa hidupnya, bisa langsung meniru cara penampilannya baik panggung hingga style rambutnya, hafal kapan lahir, pertama kali manggung, masa jaya hingga kematiannya.

Walaupun rata-rata yang dijadikan sosok idola itu adalah orang terkenal, entah itu artis musik, film, sastrawan, hingga pahlawan, ada juga yang mengidolakan sosok religius seperti Nabi Muhammad SAW misalnya. Ngomongin soal mengidolakan Nabi Muhammad, saya jadi ingat kasus pembredelan tabloid Monitor sekian juta tahun yang lalu. He… dimana mereka (tabloid Monitor) membuat semacam polling (survey) pembaca, mengenai siapa sosok idola mereka.

Jawabannya sungguh mengenaskan kala itu, yang langsung berefek pada pemenjaraan sang Redakturnya (kalo ndak salah), Arswendo. Ternyata ada yang mengidolakan Nabi Muhammad yang secara hasil perhitungannya menduduki peringkat sebelas (kalo ndak salah) dibawah Iwan Fals.

Barangkali kalo mau ditelusuri, saya bisa jadi salah satu pembaca yang terlibat dalam menaikkan suara peringkatnya Iwan Fals sekaligus ‘merobohkan’ Tabloid Monitor. Hehehe…

Gak salah memang jika ada orang yang mengidolakan sang Nabi dalam setiap gerak hidupnya. Barangkali saja menginspirasi mereka untuk selalu berbuat baik pada sesamanya, tapi asal jangan meniru hal yang mampu mengundang kontroversi seperti halnya Syekh Pujiono beberapa waktu lalu. Hehehe…

Balik ke topik IDoLa, kadang saya bertanya-tanya dalam hati. Terkait dengan berlombanya masyarakat untuk menjadi ‘the next IDOL’ dalam berbagai usia dan kemampuan. Apakah mereka (para finalis maupun pemenangnya) sudah yakin, bakalan bisa menjadi sosok idola bagi para pendukungnya ? Terlepas apakah pendukungnya itu bermodalkan SmS yang seabreg untuk mendapatkan pengakuan ‘IDOL’ tersebut.

IDoLa, adalah satu kata yang mampu mengubah perilaku sang penggemar, dari hanya sekedar meniru penampilan, hafal menyanyikan tembang cipta karya walaupun dengan nada yang ancuuur…. hingga terobsesi menjadi sosok tersebut luar dalam, bahkan ada pula yang rela mengorbankan ‘sesuatu’ demi sang IDoLa, kata lain dari Groupies barangkali. Ada juga yang tak rela kalo sang IDoLa bakalan menjadi milik orang lain, sehingga pilihannya hanya satu, membunuh sang IdoLa….

Padahal ada sosok yang tak menginginkan dirinya menjadi IDoLa bagi orang lain, Iwan Fals misalnya. Kalo ndak salah ingat, saya pernah membaca komentar keberatan Iwan Fals tentang para penggemarnya yang begitu teramat sangat mengidolakan dirinya. Karena menurutnya, tanggung jawab seorang sosok IDoLa itu sesungguhnya sangat berat. Paling tidak adalah mampu menjaga emosi agar tak sampai terjadi sesuatu hal yang menghancurkan image sehingga mengecewakan mereka yang telah jatuh bangun menjadikannya sebagai IDoLa.

Saya sendiri, walaupun Iwan Fals itu begitu lekat dalam pikiran sejak kelas 5 SD hingga kini, belum mampu menjadikan seorang Iwan Fals sebagai sosok IDoLa bagi diri saya. Karenanyalah saya tak sampai mentasbihkan sosok Iwan Fals begitu agung dimata saya.

Cukuplah bagi saya, hanya sebatas mengagumi sosok Iwan Fals yang tetap sederhana walaupun pernah merasakan era jaya hingga didaulat sebagai Indonesian Heroes oleh majalah TIME. Hanya sebatas mengagumi karya cipta yang ia tawarkan pada publik sejak awal karirnya hingga kini. Hanya sebatas menyukai sentilan lirik lagunya yang nakal.

Tak sampai harus berteriak histeris saat bersua. Tak sampai pingsan saking senangnya.

IDoLa, dimata saya barangkali hanya satu yang dapat, bisa, mampu dan layak dijadikan IDoLa.

KeLuarga……

> PanDe Baik tumben bisa meluangkan waktu membuat satu dua postingan, dua malam usai bertandang dari Pasar Malam Angsoka, Pasar Kereneng. Barangkali energi positif dan semangat yang saya dapatkan kemaren, bersama para orang tua yang begitu mengilhami saya akan mensyukuri kehidupan yang saya peroleh hati ini, mampu menyirnakan segala KeJenuhan HaTi yang belakangan begitu menyiksa….. <

Salam dari PuSat KoTa DenPasar

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.