Skip to main content

Setelah Bola-bola Datanglah Poke

Judul posting diatas, bukan maksud penulis mengundang pornografi, lantaran pernah terdengar permintaan untuk mengharamkan-melarang satu games juga film anak-anak yang memuat kata Poke yaitu pada Pokemon.


Ya, Pokemon. Itu maksud kata Poke pada judul diatas. Poke disini penulis maksud adalah sebuah games berjenis puzzle, yang mengambil tokoh-tokoh monster dalam film tersebut dijejer dalam kotak-kotak kecil 16×9 grid, dimainkan dengan mencari gambar yang sama, dari sisi luar terdahulu, untuk membuka jalan gambar tokoh yang ada disisi dalam.


Games Poke ini dikemas dalam satu file exe tanpa perlu diinstalasi lagi, berukuran 713 Kb saja. Mengambil ide dari games Taipei pada Entertainment Pack versi Windows 95 terdahulu.



poke.jpg


Games Poke ini kabarnya dikenal turun temurun pada satu instansi Pemerintahan sejak dahulu kala (hihihi…), sebagai salah satu games penguras otak, lantaran selain harus berpacu dengan waktu pula hanya memberikan 7-9 kali kesempatan mengubah susunan puzzle-kotak, saat permainan mentok (tak ada yang sama disisi luar) dan dilakukan otomatis oleh programnya sendiri.


Namun kalo mau ditelusuri, agaknya games Poke bukanlah games yang paling fenomenal berada di komputer kantoran instansi Pemerintahan (selain Virus tentunya. He…). Ada satu games sederhana, yang dikenal sebagai Bola-bola, padahal title aslinya adalah Magic Lines, sudah dimainkan malah jauh lebih dulu sebelum Games Poke dikenal. Bagi yang freak games jaman dulu, pasti tau tipe games kayak gini. Jadi wajar banget kalo rata-rata para pegawai negeri pasti kenal ato pernah denger dan bisa main games Bola-bola ini. He…


Mengadopsi bentuk bola yang disusun sedemikian rupa menggabungkan minimal 5 biji bola dalam satu garis lurus, tentu dengan tantangan yang gak kalah seru, yaitu setiap satu kali pemindahan bola, maka ada dua biji bola yang muncul disembarang tempat. Grid permainannya sendiri kalo ndak salah 9×9. jadi musti punya strategi tersendiri agar bola-bola yang muncul, gak sampe menuhin grid kosong, hingga Game Over.


Tantangan lain dari games ini adalah makin tinggi levelnya, makin beragam warna bola yang tampil dan bola yang muncul akan bertambah menjadi tiga bola sekaligus. Wow…


Ngomongin kebiasaan maen games di pc kantor Pemerintahan bukan hal baru lagi. Tapi jangan harap bisa menemukan games bergrafis tinggi dengan tingkat kesulitan Expert. Yah, cukuplah seperti dua games diatas. Wong waktu buat maen games kala luang itu bisa dikatakan nomor kesekian setelah ‘ngobrol ngalor ngidul, ‘nonton gosip dan nge-gosip, ‘Togel dan juga ‘kabur short time.  Hehehe…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.