Kata orang Bijak, Manusia hanya bisa berusaha, alamlah yang mengaturnya. Mengapa ? karena kekuatan manusia itu bisa diukur, namun kekuatan alam siapa tahu ? Sebaliknya, belakangan ini manusia seakan lupa akan petuah bijak itu. Manusia berusaha mengatur alam.
Tanah di-bor tanpa perhitungan matang dan hanya dengan mengandalkan kekuasaan serta koneksi, mampu membungkam lingkungan sekitarnya dengan sejumlah uang. Apa daya, alam berkata lain. Lumpur Lapindo, hingga kini belum jua tuntas semburannya, makin meluas hingga meluberi daerah sekitarnya yang barangkali tak tahu apa-apa saat para petinggi menerima uang sogokan demi sebuah ambisi kepentingan satu dua kelompok.
Alam dengan seenaknya pula dieksploitasi. Hutan hujan dibabat atas nama produksi dan sebuah kemapanan. Setelah gundul, lantas lari meninggalkannya dan mengakibatkan longsor pada daerah perkampungan yang berada disekitarnya.
Senjata kimia diproduksi, bahan-bahan lainnya pun digunakan sewenang-wenang, padahal mungkin manusia tak mampu menggantikannya, paling tidak untuk jangka panjang. Maka isyu melebarnya lubang ozon pun makin kencang terdengar.
Manusialah yang menjadi satu penyebab utama terjadinya pemanasan global belakangan ini. Cuaca pula sudah berubah, sehingga buku-buku Geografipun sudah sepantasnya direvisi. Tak ada lagi kepastian kapan musim hujan terjadi, karena saat kemaraupun hujan mampu memendungkan langit dan mengguyurkan airnya pada sekian juta orangyang tak siap mengantisipasinya. Banjir bandang.
Belum puas dengan itu semua, hingga kelahiran bayi pun hari ini bisa dimanipulasi. Orang tua berusaha mencarikan hari baik untuk kelahiran anak mereka baik dari Primbon maupun tinjauan lainnya, sehingga tinggal meminta dokter untuk mengoperasi kandungan dengan segera agar sang anak bisa lahir pada hari yang diharapkan oleh orang tuanya.
Padahal setiap kelahiran barangkali sudah membawa hari lahirnya sendiri, yang bakalan menentukan wataknya kelak.
Mungkin esok Alam bukan lagi penentu jalan hidup umat manusia. Karena manusia masih tetap berusaha mematahkan kehendak alam…
Comments
Post a Comment