Sehari setelah hari raya Galungan, umat Hindu melanjutkannya dengan upacara Manis Galungan, hari dimana dimaksudkan untuk Nganyarin Pemerajan yang kemudian dilanjutkan dengan saling mengunjungi sanak saudara untuk saling memaafkan.
Penulispun sempat melalui masa kecinya dengan manis setiap Manis galungan tiba. Karena pada hari inilah yang namanya acara ‘melali’ dijamin ada plus pembagian uang THR ‘Tunjangan Hari Raya- dari orang tua juga keluarga disekitar.
Entah memang sudah menjadi kebiasaan atau aturan yang tak tertulis, rutinitas setiap Manis Galungan ini senantiasa berulang setiap enam bulannya. Begitu pula kali ini.
Hanya terdapat sedikit pergeseran tujuan melali, kalo dulu saat penulis kecil, Pasar Swalayan Tiara Dewata menjadi satu-satunya tujuan pula anak-anak saat itu, lantaran arena mainan dan juga serba adanya yang mengundang keinginan, kini mulai tergerus oleh keberadaan Mc Donalds atau Kentucky FC. Tempat makan yang mengasyikkan kata keponakan penulis yang masih kecil.
Tiara Dewatapun seakan merupakan tujuan bagi mereka yang tinggal didaerah pinggiran dan luar kota Denpasar, bahkan tak jarang penulis perhatikan sampai mencarter satu truk bak untuk mengangkut puluhan anak menuju lokasi tersebut.
Sedang yang muda mudi pun semakin banyak yang memilih berkencan kedaerah pedesaan pegunungan macamnya Bedugul maupun Jati Luwih.
Aaaahhh… Kalo sekarang sih lantaran penulis udah punya Istri dan si kecil Mirah, Tujuan melali Manis Galungan pun bergeser ke rumah Mertua…
Tentu setelah melepas tiga belas uang kertas lima ribuan, untuk ketiga belas keponakan penulis yang telah berbaris rapi di depan pintu kamar.
Comments
Post a Comment