Skip to main content

Gaji Jenderal tapi Kerjaannya Kopral

Udah hampir seminggu waktu berjalan usai keputusan Mutasi Eselon tempo hari, masih jua menyisakan kesemrawutan situasi maupun suasana kerja ditingkat staf. Ini lantaran adanya perubahan total susunan Eselon yang mengakibatkan kekisruhan kecil saat para pejabat kecil ini pindahan dari ruangan awal ke ruang tujuan.


Masih bersyukur kalo Beliau-beliau ini bersedia pindah tanpa banyak basa basi, mungkin cukup dengan sedikit kata pembuka ‘maaf, saya atasan baru kalian dan tergolong baru dibidang ini. Jadi mohon bimbingan dan bantuannya untuk dapat mengefisiensikan waktu dan juga tenaga kita bersama ini’. Namun yang terjadi malah lebih dari yang dibayangkan, ‘Maaf saya tau ada beberapa yang gak menyukai kehadiran saya disini, tapi saya gak khawatir karena ada si anu dan si itu yang siap membantu saya‘. Beberapa Eselon yang dipindahkan ke tempat tugas yang tidak mereka kuasai (sepertinya sih rata-rata begitu), malah nekat membawa staf mereka yang loyal (baca :mengikutsertakan staf dengan paksa tanpa persetujuan kepala unit kerja) di bagian yang mereka tempati sebelumnya.


Kalo tenaga yang dibawa ini pas dalam hal kemampuan dan bidang yang dikuasainya, untuk ditempatkan pada bagian Teknis, mungkin ya gak pa-pa. tapi kalo sehari-harinya mereka itu gak becus ngurusin pegawai, dari memacu absen kehadiran, mengalihkan uang suka duka pegawai untuk dibagikan pada stafnya, atau malah naik golongan para pegawai yang gak pernah mereka pedulikan, malah cenderung menjatuhkan orang-orang yang gak mereka sukai, dan kini dipaksa masuk untuk menjadi staf Teknis yang kerjanya Survey, ngurusin Jalan dan juga berpanas-panas dijalan, apa mereka masih mau ?


Keheranan ini blom jua berakhir saat surat-surat untuk menghadiri rapat yang masuk, selalu di disposisikan kepada para staf, padahal para staf tak punya kewenangan mengambil kebijakan saat rapat tersebut. Alasannya cuman satu, ‘toh saya enam bulan lagi sudah pensiun, gak pantes buat ikut menangani hal-hal kayak gini, biarlah ini dianggap sebagai pengkaderan’ dan itu alasan selalu saja dipakai saat berbagai surat datang meminta kehadiran sang Eselon.


Shit ! mungkin apa kata seorang rekan bener adanya. Ni pejabat Eselon ‘Gajinya Jenderal, tapi kerjaan yang dia maui cuman setingkat Kopral’. Apa masih pantas tu orang didapuk sebagai seorang pimpinan ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.