Skip to main content

9 Hari di RS Sanglah bagian 3 : kemaruk

Saat kondisi Istri menurut keterangan pak Dokter juga para perawat merupakan titik balik untuk naiknya trombosit yang sedianya merangkak, naik dalam jumlah satuan (ini jauh lebih baik daripada loncat jauh yang memiliki kemungkinan untuk turun kembali), maka hari-haripun dipenuhi dengan semangat tinggi untuk memompa stamina saat malam tiba. Artinya bukan dalam konotasi negatif namun untuk membangunkan Istri dalam interval waktu tertentu (30-45 menit), agar mau minum segelas dua air putih sesuai saran Dokter melihat dari efek negatif minuman yang tadinya dikatakan mampu menaikkan trombosit. Dalam interval waktu tersebut pula diharapkan Istri mampu beristirahat secara maksimal dan dapat mencapai tidur nyenyaknya tanpa harus capai dan penat saat pagi menjelang nanti.

Rupanya seluruh usaha dan doa selama ini didengar oleh-NYA, Istri perlahan tapi pasti mulai menunjukkan tanda-tanda ia kembali segar dan bisa makan seperti hari-hari biasa. Hanya saja benar kata Dokter dan para perawat, si penunggu pasien memang harus siap dengan segala sikon pasien yang sewaktu-waktu bisa merasakan lapar secara mendadak. Ini yang mereka namakan fase ‘kemaruk’ yang artinya tanda-tanda penyembuhan si pasien DB. Maka apapun yang diinginkan Istripun paling tidak diusahakan didapat dalam waktu cepat, agar nafsu dan niatan makannya tak hilang seiring waktu yang berjalan. Namun bersyukur, Istri sangat mengerti situasi saat ia meminta sehingga diperbolehkan jeda sampe sehari gar bisa ngedapetin apa yang ia inginkan.

Contohnya saja, saat semua makanan sudah habis, jam 11 malam, Istri mengeluh laper dan meminta nasi goreng dan mie goreng pinggir jalan. Maka kecewalah ia saat tau yang datang malah 2 bungkus nasi ayam sekaligus permohonan maaf karena apa yang ia minta tak ada si areal RS sanglah hingga perempatan patung Ibu menyusui. Syukur Istri mengerti dan menandaskan sebungkus nasi ayam yang dibeli tadi.

Jam 3 pagi, Istri sudah laper lagi, kali ini minta Pop Mie. Walah, mau beli dimana jam segini ? lagi-lagi Istri dibujuk agar mau menghabiskan satu bungkus nasi ayam tadi dan berjanji begitu pagi dan Koperasi Kamadhuk dibuka, Pop Mie dijamin tersedia didepan mata.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.