Hari hari berikutnya dimulai dengan mempelajari situasi ruangan dan kebiasaan baru sang Istri yang sedikit berubah lantaran sakit yang dideritanya.
Satu persatu saudara datang menjenguk sambil membawakan apa yang sekiranya mampu memberikan kesehatan pada si pasien, lengkap dengan segudang cerita dan pengalamannya. Rata-rata bawaannya adalah minuman yang bisa meningkatkan trombosit pasien DB setidaknya menurut pendapat mereka. Maka dicobalah untuk memberikan satu persatu minuman tadi yang ternyata memberikan efek berbeda dan semuanya negatif pada Istri. Satu kesimpulan, ternyata apa yang dikatakan oleh si pemberi, tak semuanya cocok diberikan pada seluruh pasien penderita DB (mengenai ini selanjutnya akan diposting khusus). Kembali dan tergantung pada sikon tubuh si pasien.
Maka segala harapanpun seketika padam saat Istri merasakan efek samping dari semua minuman tadi, yang sempat pula membuat kalang kabut dan keringat dingin menetes, merasa kasihan pada Istri yang tak jua membaik. Namun disaat semua terasa gelap, ada yang mampu memberikan secercah penerangan dan harapan baru, yaitu dari Dokter yang menangani langsung dan juga para perawat yang begitu antusias memberikan kesejukan hingga hari-hari yang dilalui saat trombosit beranjak turun, tak lagi menjadi satu mimpi buruk tiap malamnya.
Bahkan saat trombosit Istri mencapai titik terendah sekalipun, Dokter dan para perawat tetap optimis akan kondisi Istri mengingat masih banyak faktor lain yang jauh lebih penting nyatanya mampu memberikan nilai dan kondisi normal. Terimakasih kepada Dokter Susila yang secara rutin menengok pasien setiap pagi, juga para perawat yang dengan lembut dan dengan suasana kekeluargaannya menghibur hati agar tetap semangat juga optimis menanti fase turunnya trombosit berakhir….
Comments
Post a Comment