Skip to main content

Posts

Recent posts

Selalu Menarik mengikuti Cerita Mereka

Kalau ndak salah, masa Bapak masih suka beli koran harian Jawa Pos, karya Mas satu ini selalu hadir dengan topik yang lagi trend. Kadang bikin ketawa, kadang malah bikin miris karena "cerita" yang dibawakan memang semiris itu di luar sana. Salah satu yang masih saya ingat kalau ndak salah nih ya, pas momen Motor Moge berbuat onar di jalan raya, sembari menyajikan kepanjangan MOGE -Minggirin Orang Gampang ajE- agak maksa memang Dan seiring berjalannya waktu, era Sosial Media mempertemukan saya dengan banyak akun para kartunis ternama, salah satunya ya Mas Kokkang ini, dan ada juga putra kartunis strip Panji Kuning, Om Pinot di akun Twitter. Pun karya Marak Berkotak-nya Majalah Hai atau yang dikenal dengan sebutan WPAP, mas Wedha. Bahkan fotografer keren Mas Arbain Rambey juga ada di akun Twitter. Dan selalu senang membaca cerita mereka di masa lalu. Apalagi yang ada nilai sejarahnya. Semangat terus Mas Wahyu Kokkang

Tentang Ogoh-ogoh kami Bhuta Ngawesari

Ogoh-ogoh Banjar Tainsiat panen kecaman. Banyak netijen yang menghujat, mengejek, bahkan mengatai, di akun Instagram NusaBali dan juga akun TikTok saya pribadi, dari semalam sampai malam ini. Itupun beberapa ejekan saya dengar sendiri saat berteduh di salah satu emperan atap pinggir jalan dari hujan gerimis sebelum Ogoh-ogoh mencapai Catur Muka. Satu sisi saya mengakui bahwa karya seni kali ini, yang diberi tajuk Bhuta Ngawesari, memang banyak kekurangannya. Tidak hanya dari sisi detail dan teknologi gerak yang begitu dinanti banyak orang, tapi juga manajemen waktu, minimnya koordinasi, dan yang paling penting, malah merepotkan dan mengecewakan banyak orang. Kasihan banget mereka yang sudah datang jauh-jauh, berkali-kali, dari awal bulan Maret, untuk melihat sendiri seberapa jauh penyelesaian yang sudah dikerjakan sampai H-0, pagi sebelum meprani. Sementara ekspektasi orang bisa jadi sudah terlampau tinggi, melihat dari apa yang sudah pernah dihasilkan di masa lalu. Jadi makin banyak h...

Nyepi Caka 1947, Ngapain Aja ?

Semenjak memasuki kepala empat, makin kesini makin memahami makna dibalik adat dan budaya yang selama ini diyakini. Makin bisa menghormati, termasuk apapun adat budaya umat lain yang dipertemukan selama ini. Karena kalau bukan kita yang menjaganya, mau mengandalkan siapa lagi ? Btw, Nyepi kali ini adalah Nyepi ke-4 yang kami lakoni di periode ke-4 menjalankan mandat sebagai Kelihan Adat Banjar Tainsiat. Dan sebagai 'kelompok' -karena jumlahnya 8 orang dalam satu periode- yang dipercaya menjalankan amanat krama, selalu berusaha untuk menjembatani apapun komunikasi yang ada didalamnya. Meskipun masih banyak juga yang belum mampu diakomodir dengan baik. Tapi seiring berjalannya waktu, satu hal yang kami tetap laksanakan adalah menjaga Banjar Tainsiat tetap bersih meski semalam dipenuhi sampah usai event pengerupukan. Dan itu kami lakukan sembari melakukan tugas jaga banjar di Hari Raya Nyepi. Namun begitu, waktu pribadi kali ini lebih banyak digunakan untuk istirahat fisik se...

Tiba di Titik NOL Kilometer

Akhirnya pada pukul 03.30 wita dinihari, Ogoh-ogoh Bhuta Ngawesari Banjar Tainsiat hadir di Titik NOL Kilometer Pusat Kota Denpasar. Matur Suksema kami haturkan untuk semua lapisan masyarakat yang telah hadir di seputaran banjar hingga menanti di sepanjang jalan menuju Catur Muka hingga penampilan berakhir tadi sekitar pukul 04.30 wita.  Salut untuk adik-adik Sekaa Teruna Yowana Saka Bhuwana dan pakMan Kedux beserta Tim, atas kerja kerasnya dalam menyelesaikan Ogoh-ogoh meski masih banyak hal yang harus disempurnakan.  #DokumentasiKelihanAdat #BanjarTainsiat

Mengakali Pembatasan Rute Pengarakan Ogoh-ogoh

Di beberapa titik jalan Nangka Selatan tampak berjejer barisan ogoh-ogoh berbagai ukuran. Yang biasanya gak sebanyak ini jumlahnya. Bisa jadi karena adanya pembatasan rute pengarakan ogoh-ogoh, dimana tidak semuanya diijinkan melaju ke arah Catur Muka, melewati batas desa, yang kelihatannya baru mulai diberlakukan sore hari nanti jelang pengerupukan. Pantas saja kemarin Bapak Walikota Denpasar sempat cerita kalau ada beberapa banjar di area Denpasar pinggiran, mengajukan ijin mentas melewati desa adat tertentu agar bisa tampil di Titik Nol Kota Denpasar. Bahkan tadi pagi sekitar pukul 6 pun sudah ada satu dua yang dibawa mendahului ke arah selatan dan melintas di depan rumah.  Ada-ada aja nih akalnya para teruna... Semangat Jerrr...

Giri Prasta dan Jaya Negara Sambangi Banjar Tainsiat, Berikan Bantuan 25 Juta

Menerima kunjungan Bapak Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta bersama Bapak Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara di bale Banjar Tainsiat H-1 Pengerupukan Tawur Kesanga.  Agenda ini merupakan apresiasi yang ditujukan pada Sekaa Teruna Yowana Saka Bhuwana Banjar Tainsiat, beserta bli Kedux selaku arsitek ogoh-ogoh Banjar Tainsiat.  Turut hadir dalam kesempatan ini Bapak Camat Denpasar Utara I Nyoman Yusswara, Kapolsek Denpasar Utara Iptu Wayan Juwahyudi, serta Perbekel Desa Dangin Puri Kaja AA Ngurah Cahyadi.  Selain beramah tamah dengan bli Kedux secara langsung, Giri Prasta sempat menyaksikan secara langsung pergerakan yang mampu dilakukan oleh ogoh-ogoh Bhuta Ngawesari yang masih dalam proses pengerjaan meski waktu pengarakan sudah sedemikian pendek. Sembari berharap bisa diselesaikan tepat waktu.  Di akhir agenda Giri Prasta menyerahkan bantuan spontanitas sebesar 25 Juta rupiah kepada Ketua Sekaa Teruna Yowana Saka Bhuwana, Komang Angga Natyalaksana. #...